Datangnya musim hujan yang tidak beratur salah satu efek
Fisika
Juli111111
Pertanyaan
Datangnya musim hujan yang tidak beratur salah satu efek
2 Jawaban
-
1. Jawaban zhaniaanggun444591
efek pemanasan global -
2. Jawaban Zalfi123
Sebelum kita langsung masuk ke topic ada baiknya lebih dahulu kita bertanya, kenapa bisa terjadi perubahan iklim,?? Apa yang menyebabkannnya????
Banyak alasan atau penyebab mengapa bisa terjadi perubahan iklim,, salah satunya di karenakan gas-gas efek rumah kaca(ERK), Jadi peristiwa efek rumah kaca bukanlah efek yang ditimbulkan oleh gedung-gedung kaca. Peristiwa ERK menyebabkan bumi menjadi hangat dan bisa ditinggali oleh makhluk hidup. Namun karena berbagai aktivitas manusia, terutama proses industri dan transportasi, menyebabkan (gas rumah kaca)GRK yang diemisikan ke atmosfer terus meningkat. Akibatnya, suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi meningkat. Peristiwa inilah yang disebut dengan Pemanasan Globalyang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim, seperti naiknya suhu dan permukaan air laut,meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia termasuk Indonesia.
Perubahan iklim itu sendiri terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, kurang lebih antara 50-100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, sedikit saja perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar yaitu wilayah di dunia akan menjadi semakin panas, sementara bagian lainnya akan berubah semakin dingin. Dan di Indonesia seperti yang kita rasakan saat-saat ini, terjadi suatu kekacauan dan ketidakaturan akan suhu, iklim dan ekosistem yang sudah tidak teratur, yang jika sekarang tidak kita tangani, maka nantinya akan berdampak lebih besar lagi.
Diketahui saat ini bahwa es yang menyelimuti permukaan bumi telah berkurang 10% sejak tahun 1960. Sementara ketebalan es di Kutub Utara telah berkurang 42% dalam 40 tahun terakhir. Diperkirakan pada tahun 2100, gletser yang menyelimuti pegunungan Himalaya seluas 33.000 km2 akan mencair. Ilmuwan Eropa juga memperkirakan sekitar 50-90% gletser di pegunungan Alpen akan menghilang. Diperkirakan pegunungan salju Australia akan “bebas salju” pada tahun 2070. Sementara menurut penelitian Lonnie Thomson dari Byard Polar Research Center – Universitas Ohio, diperkirakan seluruh salju di pegunungan Kilimanjaro akan mencair pada tahun 2015 akibat pemanasan global (Fred Pearce, 2001).
OKKk.,, jika anda telah mengetahui beberapa contoh penyebab perubahan iklim tadi maka kita langsung masuk saja ke subtopic di sini yaitu Dampak Perubahan iklim terhadap kenaikan Muka Air Laut di Indonesia.
Dampak Indonesia
Secara langsung akan berdampak kepada Negara Indonesia, dikarenakan posisi geografis negara Indonesia yang merupakan Negara kepulauan yang beriklim tropis membuat Indonesia berada dalam posisi yang sangat rentan terhadap perubahan iklim yang terjadi dengan cepat. Perubahan iklim ini sangat mengancam dan perlu kewaspadaan dini dari kita semua. Tahun ini saja, berapa kabupaten, provinsi, dan berapa puluh ribu orang kehilangan tempat tinggal, harta benda bahkan nyawa akibat bencana banjir dan tanah longsor. Ancaman lain, adalah akan berkurangnya pulau dan daratan di wilayah Indonesia ini di karena nantinya akan tenggelam.
Buku Bumi Makin Panas: Ancaman Perubahan Iklim di Indonesia (2004) mengungkapkan, beberapa daerah akan rawan terkena kenaikan muka air laut. Misalnya pantai utara Jawa, Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Juga kawasan pantai timur Sumatera; pantai selatan, timur, dan barat Kalimantan; pantai barat Sulawesi; dan daerah rawa di Papua di pantai barat dan selatan. (Kompas, 13 april 2007).
Prediksi Panel Ahli untuk Perubahan Iklim (IPCC) menyebutkan, permukaan laut akan meningkat 8-29 sentimeter (cm) dari saat ini pada tahun 2030. Bila itu tidak diantisipasi, sekitar 2.000 pulau di Indonesia bakal tenggelam. Sedang garis pantai mundur ke arah daratan ratusan meter, dan jutaan hektar tambak juga akan lenyap. (IPCC, 2001).
Air bersih semakin langka karena intrusi air laut yang mencemari air tanah. Tanpa tindakan apa pun, penduduk Jakarta dan kota-kota di pesisir akan kekurangan air bersih. Pada beberapa daerah aliran sungai (DAS) akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang kian tajam. Akibatnya, akan sering terjadi banjir, sekaligus kekeringan yang mencekik kehidupan ini.
Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove, yang pada saat ini saja kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Luas hutan mangrove di Indonesia terus mengalami penurunan dari 5.209.543 ha (1982) menurun menjadi 3.235.700 ha (1987) dan menurun lagi hingga 2.496.185 ha (1993). Dalam kurun waktu 10 tahun (1982-1993), telah terjadi penurunan hutan mangrove ± 50% dari total luasan semula. Apabila keberadaan mangrove tidak dapat dipertahankan lagi, maka : abrasi pantai akan kerap terjadi karena tidak adanya penahan gelombang, pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya filter polutan, dan zona budidaya aquaculture pun akan terancam dengan sendirinya.