Ekonomi

Pertanyaan

bahan bahan yang pernah dipakai sebagai uang

1 Jawaban

  • Bahan pembuatan uang logam atau koin Indonesia

    Uang koin resmi yang sah digunakan transaksi jual dan beli di negara kita terbuat dari 3 macam logam, yaitu alumunium, nikel, dan kuningan.

    Uang yang terbuat dari alumunium memiliki bobot lebih ringan dibanding bahan logam lainnya. Meski begitu tetap memiliki daya tahan yang kuat. Warnanya abu-abu dan kalau bersih bahkan baru, bisa mengkilap seperti metalik. Uang koin pertama yang dicetak Indonesia tahun 1952, menggunakan bahan ini.

    Uang dengan bahan nikel mempunyai bobot lebih berat. Warnanya silver metalik. Jika diperhatikan kelihatan lebih padat dan kuat bila dibanding bahan alumunium. Uang koin Indonesia terbuat dari bahan nikel yang pertama kali dicetak memiliki nominal 50 sen seri Diponegoro. Dan saat tulisan ini dibuat, koin terbaru yaitu nominal 1.000 tahun emisi 2010, juga terbuat dari bahan ini.

    Uang koin dengan bahan kuningan memiliki tampilan keemasan. Bobotnya hampir sama dengan nikel. Uang pertama yang dicetak dengan bahan ini adalah pecahan 10 rupiah, tahun 1974. Sedang yang terbaru Rp500,00 tahun 2003.

    Selain ketiganya, ada juga yang satu keping terbuat dari 2 bahan, nikel dan kuningan. Bukan dicampur, tapi dipadukan. Nominal berapakah itu? Rp1.000,00 terbitan tahun 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 2000. Di atas adalah gambarnya.



    Bahan pembuatan uang kertas

    Meski namanya uang kertas, tapi ternyata tidaklah dibikin dengan bahan kertas biasa. Hal ini dikarenakan agar memenuhi kebutuhan tahan lama. Jika menggunakan kertas biasa, pasti cepet lecek dan robek bila dilipat-lipat.

    Bahan pembuatan uang kertas sebenarnya dari kapas. Itulah alasan mengapa tidak mudah rusak meski ditarik-tarik atau pun ditekuk. Dengan menggunakan bahan ini, konon katanya bisa tahan sampai 3.500 kali lipatan bolak-balik. Bahan ini diimpir dari Inggris, Perancis, Jerman, atau Belanda lengkap dengan tanda pengaman water mark-nya.

    Selain kapas, Indonesia juga sempat memiliki uang dengan bahan polimer atau sejenis plastik. Tepatnya pada nominal Rp50.000,00 dan Rp100.000,00 keluaran tahun 1999. Setelah saya cari tau lebih lanjut, ternyata uang ini tidak dicetak di Indonesia, tapi Australia. Selain karena dekat, Perum Peruri belum memiliki alat memadailah alasan mempercayakannya pada negeri kangguru itu.

Pertanyaan Lainnya