bayangkan bahwa kalian adalah pengusaha batik, kalian akan mengajukan usulan program kepada pemerintah daerah untuk mendirikan laboratorium batik. kalian juga m
B. Indonesia
cino2784
Pertanyaan
bayangkan bahwa kalian adalah pengusaha batik, kalian akan mengajukan usulan program kepada pemerintah daerah untuk mendirikan laboratorium batik. kalian juga menjalin kerja sama dengan pengusaha batik yang lain. buatlah teks negosiasi yang menggambarkan rintisan kerja sama itu. pertama, kalian membuat teks negosiasi antara kalian dan pengusaha batik yang lain. kedua, kalian membuat teks negosiasi antara wakil pengusaha batik dan wakil pemerintah???
1 Jawaban
-
1. Jawaban angga170789
Suatu hari ada seorang pengusaha batik yang ingin bekerjasama dengan pengusaha batik lain untuk mendirikan laboratorium batik.
Pengusaha 1 : “Selamat siang, Pak.”
Pengusaha 2 : “Selamat siang, silakan duduk.”
Pengusaha 1 : “Terima kasih, Pak.”
Pengusaha 2 : “Ada keperluan apa Bapak datang kesini?”
Pengusaha 1 : “Begini, Pak. Kualitas kain batik di kota ini semakin menurun, peminatnya juga semakin sedikit.”
Pengusaha 2 : “kita harus mencari jalan supaya peminat kain batik di kota ini terus bertambah.”
Pengusaha 1 : “Bagaimana jika kita mendirikan laboratorium batik saja, Pak?”
Pengusaha2 : “Wah wah, untuk mendirikan laboratorium batik kan perlu dana yang banyak, Pak. Sedangkan kita hanya pengusaha batik kecil-kecilan.”
Pengusaha 1 : “Kalau masalah dana kan bisa ditanggung bersama, Pak.”
Pengusaha 2 : “Bagaimana jika dana kita tidak mencukupi?”
Pengusaha 1 : “Kita bisa bekerja sama dengan pengusaha lain, Pak.”
Pengusaha 2 : “Apa keuntungan kita mendirikan laboratorium batik?”
Pengusaha 1 : “Kita bisa meningkatkan mutu dan kuatitas kain batik, semakin bagus kualitas kain batik kita maka semakin banyak juga keuntungan yang kita dapatkan.”
Pengusaha2 : “Baiklah, Pak. Saya setuju. Apakah kita perlu mengusulkan hal ini kepada pemerintah?”
Pengusaha 1 : “Perlu, Pak. Baiklah, selepas saya dari sini saya akan mengirim surat untuk menentukan jadwal pertemuan kita dengan pemerintah.”
Pengusaha 2 : “Ide yang bagus. Saya tunggu kabarnya ya, Pak.”
Pengusaha 1 : “Iya, kalau begitu saya pergi dulu. Terima kasih Pak.”
(mereka besalaman)
Pengusaha 2 : “Sama-sama, Pak.”
Hari berikutnya kedua pengusaha batik tersebut datang ke kantor pemerintah untuk menemui wakil pemerintah.
Pegawai Kantor : “Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?”
Pengusaha 1 : “Selamat siang, Mbak. Bisa bertemu dengan Bapak Edi Sulistyo?”
Pegawai Kantor : “Oh iya, Pak. Silakan masuk ke kantornya saja. Bapak sudah ditunggu.”
Pengusaha 2 : “Iya, Mbak.”
Kemudian kedua pengusaha kain batik tersebut masuk ke kantor.
Pengusaha 1 : “Selamat siang, Pak.”
Pemerintah : “Selamat siang. Silakan duduk.”
Pengusaha 2 : “Terima kasih, Pak. Begini, kami di sini ingin mengusulkan pendirian laboratorium batik di kota ini. Berhubungan kota ini termasuk sentral batik di Indonesia.
Pemerintah : “Usulan yang menarik. Namun apakah perlu dibangun laboratorium batik jika di kota ini sudah terjamin kualitas dan mutu kain batiknya.”
Pengusaha 1 : “Sekarang kan banyak kain batik yang kualitasnya rendah, dan hal ini bisa mengurangi harga pasaran kain batik yang kualitasnya tinggi.”
Pengusaha 2 : “Betul Pak, laboratorium ini digunakan untuk menghindari produksi kain batik dengan kualitas rendah.”
Pemerintah : “Bagaimana dengan masalah biaya pembangunannya? Pemerintah tidak bisa menanggung semua biaya pembangunan laboratorium.”
Pengusaha 1 : “Kalau masalah biaya kami sudah meminta sumbangan dengan pengusaha batik lain.”
Pengusaha 2 : “Kami tetap mengharapkan dana dari pemerintah juga, Pak.”
Pemerintah : “Baiklah, kami akan mengusahakannya.”
Pengusaha 1 dan 2 : “Baiklah, terima kasih, Pak.”
Pengusaha 2 : “Kami tunggu keputusan dananya, Pak.”
(mereka bersalaman)
Pemerintah setuju dengan pembangunan laboratorium batik tersebut.