Sejarah

Pertanyaan

Kisah mengenai pembuatan sungai jangkanya kira 2

1 Jawaban


  • Dahulu kala, Sungai Citarum menjadi batas wilayah antara dua kerajaan yaitu Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda (pergantian nama dari Kerajaan Tarumanegara pada tahun 670 Masehi). Fungsi Citarum sebagai batas administrasi ini terulang lagi pada sekitar abad 15, yaitu sebagai batas antara Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten. Dalam perjalanan sejarah Sunda, Ci Tarum erat kaitannya dengan Kerajaan Taruma, kerajaan yang menurut catatan-catatan Tionghoa dan sejumlah prasasti pernah ada pada abad ke-4 sampai abad ke-7.


    Komplek bangunan kuno dari abad ke-4, seperti di Situs Batujaya dan Situs Cibuaya menunjukkan pernah adanya aktivitas permukiman di bagian hilir. Sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu dari abad ke-1 Masehi juga ditemukan di bagian hilir sungai ini. Sejak runtuhnya Taruma, Ci Tarum menjadi batas alami Kerajaan Sunda dan Galuh, dua kerajaan kembar pecahan dari Taruma.


    Salah satu tiga waduk yang dipunyai Sungai Citarum adalah Waduk Saguling, dimana Saguling adalah waduk dengan posisi teratas. Dua waduk lainnya yaitu waduk Cirata dan waduk Jatiluhur. Waduk Saguling adalah waduk buatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut. Lokasinya kurang lebih 1,5 jam dari exit tol Padalarang.


    Tidak terlalu susah untuk menuju waduk ini, exit tol Padalarang ambil arah Cianjur. Kurang lebih 8 kilometer kemudian, anda akan ketemu pertigaan Raja Mandala. Kemudian belok kiri, dan selanjutnya tinggal mengikuti penunjuk arah, waduk Saguling terletak 13 kilometer dari pertigaan Rajamandala. Semula, Waduk Saguling direncanakan hanya untuk keperluan menghasilkan tenaga listrik. Pada tahap pertama pembangkit tenaga listrik yang dipasang berkapasitas 700 MW, tetapi bila di kemudian hari ada peningkatan kebutuhanlistrik pembangkit dapat ditingkatkan hingga mencapai 1.400 MW.


    Selanjutnya, dengan mempertimbangkan permasalahan lingkungan di daerah itu, Saguling ditata-ulang sebagai bendungan multiguna, termasuk untuk kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-akuakultur, pariwisata, dan lain-lain. Sekarang, waduk ini juga digunakan untuk kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran. 

    Hal ini membuat Waduk Saguling kondisinya lebihmengkhawatirkan ketimbang Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang sudah dibangun lebih dahulu. Hal tersebut terjadikarena sebagai pintu pertama Sungai Citarum, di Saguling inilah semua kotoran"disaring" untuk pertama kali sebelum kemudian disaring kembali oleh Waduk Cirata dan terakhir oleh Waduk Jatiluhur.


    Daerah di sekitar Waduk Saguling berupa perbukitan, dengan banyak sumber air yang berkontribusi pada waduk. Hal tersebut membuat bentuk Waduk Saguling sangat tidak beraturan dengan banyak teluk. Daerah waduk ini asalnya adalah berupa daerah pertanian. Selain untuk mengairi persawahan penduduk sekitar, waduk ini juga menjadi slaah satu alternatif wisata warga, bahkan di hari-hari libur wisatawan luar kota juga banyak yang datang. Banyak hal yang bisa dilakukan di sekitar Saguling, memancing, naik perahu keliling danau, santai di atas waduk dan permainan air lainnya. Yang pasti berada disekitar waduk cukup sejuk udaranya, cocok sekali untuk wisata keluarga.

    maaf kalau salah

Pertanyaan Lainnya